Kanker Payudara
Pengertian
Kanker disebabkan dari pertumbuhan sel yang
tidak normal pada tubuh, hal ini menyebabkan sel berkembang secara tidak
terkendali.
Gejala awal kanker payudara biasanya berupa
benjolan atau penebalan pada jaringan kulit payudara. Tetapi sebagian besar
benjolan belum tentu menandakan kanker.
Jenis Kanker Payudara
1.
Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker
payudara duktal invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara.
Kata invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara.
Jenis kanker payudara invasif lain
meliputi:
l Kanker payudara lobular invasif.
l Kanker payudara terinflamasi.
l Kanker Paget pada payudara.
Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai
kanker payudara sekunder atau metastasis. Penyebarannya biasanya melalui
kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau
aliran darah.
2.
Kanker payudara
non-invasif
Bentuk kanker
non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang menimbulkan
benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang paling umum dari
kanker ini adalah duktal karsinoma in
situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran
(duktus) payudara, serta belum menyebar.
Pengobatan Kanker Payudara
1.
Operasi
l Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)
Dalam lumpektomi, bentuk payudara akan
dibiarkan seutuh mungkin. Operasi ini umumnya dianjurkan untuk tumor berukuran
kecil dan meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan sehat di
sekitarnya.
l Mastektomi (pengangkatan payudara)
Proses operasi ini adalah pengangkatan
seluruh jaringan payudara, termasuk puting. Penderita dianjurkan untuk
menjalani proses pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak jika kanker sudah
menyebar ke bagian kelenjar getah bening.
l Operasi plastik rekonstruksi
Proses operasi ini untuk membuat payudara
baru yang semirip mungkin dengan payudara satunya. Operasi pembuatan payudara
baru ini bisa dilakukan dengan menggunakan implan payudara atau jaringan dari
bagian tubuh lain.
2.
Kemoterapi
Kemoterapi
umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah operasi untuk menghancurkan
sel-sel kanker dan sebelum operasi yang berguna mengecilkan tumor. Jenis dan
kombinasi obat-obatan antikanker yang digunakan akan ditentukan oleh dokter
berdasarkan jenis kanker dan tingkat penyebarannya.
Efek samping
kemoterapi umumnya akan memengaruhi sel-sel sehat. Karena itu, pencegahan atau
pengendalian sebagian efek samping akan ditangani dengan obat-obatan lain oleh
dokter. Beberapa efek samping dari kemoterapi meliputi hilangnya nafsu makan,
mual, muntah, sariawan atau sensasi perih dalam mulut, rentan terhadap infeksi,
kelelahan, serta rambut rontok.
3.
Radioterapi
Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel
kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya diberikan
sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi tubuh dapat
pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker payudara
membutuhkannya.
Sama seperti
kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping, yaitu iritasi sehingga
kulit payudara perih, merah, dan berair, warna kulit payudara menjadi lebih
gelap, kelelahan berlebihan serta limfedema (kelebihan cairan yang muncul di
lengan akibat tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).
Terapi proton termasuk dalam
jenis radioterapi tapi dengan kinerja yang jauh lebih baik dari jenis radioterapi
lainnya. Terapi proton hanya memberikan efek samping sangat minim bagi pasien
kanker. hal ini dikarenakan sinar proton masuk kedalam tubuh dengan frekuensi
yang sangat minim dan pada saat sampai ke jaringan kanker memancarkan energi
maksimumnya kemudian hilang seketika sehingga jaringan normal disekitar
jaringan kanker tidak rerkena efek samping sama sekali atau hanya minim efek
samping. Terapi proton hanya berlansung kurang lebih 20 menit dan tanpa rasa
sakit, kemudian pasien dapat beraktifitas seperti biasa kembali setelah terapi.
4.
Terapi Biologis /
Imunoterapi
Imunoterapi
digunakan sebagai salah satu pengobatan tambahan bagi penderita kanker. Terapi
ini dapat membantu tubuh dalam memperkuat sistem imun tubuh dalam membasmi sel
kanker. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh manusia menjadi lemah dan
mudah terserang virus, hal inilah yang dapat menyebabkan sel kanker berkembang
tanpa terkendali. Selain faktor usia, pola hidup tidak sehat dan virus juga
dapa menyebabkan sistem imun menjadi lemah dalam melawan berbagai macam
penyakit.
Imunoterapi
bermanfaat dalam membasmi sel kanker yang masih tersisa dari proses operasi,
kemoterapi dan radiasi serta meminimalisir munculnya kembali kanker. Terapi ini
tidak memberikan efek samping pada pasien kanker. Proses imunoterapi adalah
dengan mengambil darah dari pasien kemudian diproses di laboratorium untuk
menghasilkan T cell yang baik, lalu di injeksikan kembali ke dalam tubuh
pasien. Pasien rata-rata membutuhkan 5 kali injeksi tergantung dengan kondisi
tubuh pasien sendiri.