Kanker Lambung
Pengertian
Kanker lambung
merupakan kanker yang tumbuh dan berkembang pada area lambung. Penyakit ini
dapat menyerang siapa saja tapi biasanya orang yang usia lanjut lebih rentan
terkena penyakit ini dikarenakan daya tahan tubuh mereka sudah tidak sesehat
sebelumnya.
Perkembangan
gejala atau pertumbuhan kanker pada penderita dapat berbeda-beda. Ada yang
berkembang secara perlahan, menengah, maupun cepat. Gejala kanker lambung pada
tahap awal biasanya sulit dikenali karena hampir sama dengan gejala kondisi
lambung lainnya, misalnya tukak lambung. Karena itu diperlukan pemeriksaan
dokter untuk memastikan diagnosis.
Jenis
Kanker Lambung
l adenocarcinoma, yaitu kondisi ketika kanker menyerang sel-sel pada
lapisan dalam lambung yang memproduksi cairan seperti lendir (mukus).
l Tumor stroma gastrointestina (GIST), yaitu kanker yang menyerang
jaringan ikat atau otot-otot dinding perut.
l Limfoma lambung, yaitu kanker yang menyerang jaringan limfatik atau
jaringan yang membantu melawan infeksi.
l Carcinoid, yaitu kanker yang menyerang sel-sel penghasil hormon di
dalam lambung.
Stadium kanker Lambung
Tahapan
perkembangan kanker lambung
Ada empat tahapan
yang menentukan tingkat keparahan penyakit kanker lambung, di antaranya:
l Stadium 1. Pada tahap ini kanker sudah mulai tumbuh di dalam lapisan
jaringan di dalam lambung atau sudah menyebar pada kelenjar getah bening
terdekat.
l Stadium 2. Pada tahap ini penyebaran kanker di dalam kelenjar getah
bening makin meluas, serta telah menyebar lebih dalam pada lapisan otot dinding
lambung.
l Stadium 3. Pada tahap ini seluruh lapisan lambung sudah digerogoti
kanker atau banyak pertumbuhan kanker kecil yang menyebar ke banyak kelenjar
getah bening.
l Stadium 4. Ini merupakan tingkat paling parah dari kanker lambung.
Pada tahap ini kanker telah menyebar makin jauh dan menyerang organ-organ tubuh
lainnya.
Pengobatan kanker lambung
1. Operasi
Jenis operasi
penanganan kanker lambung yang dilakukan tergantung dari tingkat keparahan
penyebaran kanker itu sendiri.
l Reseksi endoskopi. Melalui prosedur ini dokter tidak perlu membedah
pasien dan cukup memasukkan alat endoskop ke lambung melalui mulut dan
kerongkongan. Dengan alat khusus yang dilengkapi kamera ini, dokter dapat
mengangkat kanker dari lapisan lambung dan menyisakan jaringan yang masih
sehat.
l gastrektomi parsial. Prosedur ini dokter akan melakukan pembedahan
pada perut pasien untuk mengangkat bagian lambung yang terinfeksi kanker.
Gastrektomi parsial umumnya dilakukan jika kanker masih berada di lambung
bagian bawah dan belum menyebar ke bagian tengah dan atas.
l Gastrektomi total. Prosedur ini dilakukan jika kanker telah menyebar
ke lambung bagian tengah dan atas. Pada kasus ini dokter akan terpaksa
mengangkat seluruh lambung pasien dan langsung menghubungkan usus halus dengan ujung
saluran kerongkongan.
l Pengangkatan kelenjar getah bening yang diduga telah digerogoti oleh
kanker juga akan dilakukan. Prosedur ini juga berguna untuk mencegah kanker
kambuh lagi
2. Radioterapi
Tujuan radioterapi adalah untuk membunuh sel-sel kanker. Pada
radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran energi
radiasi. Biasanya metode radioterapi diterapkan pada kasus kanker lambung
stadium tinggi dengan gejala pendarahan.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran
tumor lambung sehingga lebih mudah diangkat. Sedangkan radioterapi yang
dilakukan setelahnya bertujuan membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih
tersisa, sekaligus mencegah kanker berkembang kembali.
Pelaksanaan radioterapi biasanya dilakukan secara rutin tiap minggu.
Dalam satu minggu, biasanya ada lima kali sesi pengobatan selama lima hari dan
masing-masing sesi berlangsung selama beberapa menit. Batas waktu pengobatan
radioterapi tergantung pada tujuan dan tingkat keparahan. Sebagai contoh, untuk
meredakan gejala pada kasus kanker lambung stadium tinggi umumnya berlangsung
hingga dua minggu. Sedangkan untuk mencegah kanker datang kembali, umumnya
berlangsung hingga lima minggu.
Terapi proton termasuk dalam jenis radioterapi
tapi dengan kinerja yang jauh lebih baik dari jenis radioterapi lainnya. Terapi
proton hanya memberikan efek samping sangat minim bagi pasien kanker. hal ini
dikarenakan sinar proton masuk kedalam tubuh dengan frekuensi yang sangat minim
dan pada saat sampai ke jaringan kanker memancarkan energi maksimumnya kemudian
hilang seketika sehingga jaringan normal disekitar jaringan kanker tidak
rerkena efek samping sama sekali atau hanya minim efek samping. Terapi proton
hanya berlansung kurang lebih 20 menit dan tanpa rasa sakit, kemudian pasien
dapat beraktifitas seperti biasa kembali setelah terapi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui
pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang
diminum, infus, atau kombinasi keduanya.
Pada kanker lambung, kemoterapi yang dilakukan sebelum operasi
biasanya bertujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang dirasakan
pasien, atau memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan
pascaoperasi untuk mencegah kanker kembali.
Sama seperti
radioterapi, waktu pelaksanaan kemoterapi dibagi menjadi beberapa sesi. Ada
yang hanya berlangsung selama tiga minggu atau beberapa bulan dengan pemberian
dosis tertentu secara konstan.
4. Imunoterapi
Imunoterapi
digunakan sebagai salah satu pengobatan tambahan bagi penderita kanker. Terapi
ini dapat membantu tubuh dalam memperkuat sitem imun tubuh dalam membasmi sel
kanker. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh manusia menjadi lemah dan
mudah terserang virus, hal inilah yang dapat menyebabkan sel kanker berkembang
tanpa terkendali. Selain faktor usia, pola hidup tidak sehat dan virus juga
dapa menyebabkan sistem imun menjadi lemah dalam melawan berbagai macam
penyakit.
Imunoterapi
bermanfaat dalam membasmi sel kanker yang masih tersisa dari proses operasi,
kemoterapi dan radiasi serta meminimalisir munculnya kembali kanker. Terapi ini
tidak memberikan efek samping pada pasien kanker. Proses imunoterapi adalah
dengan mengambil darah dari pasien kemudian diproses di laboratorium untuk
menghasilkan T cell yang baik, lalu di injeksikan kembali ke dalam tubuh
pasien. Pasien rata-rata membutuhkan 5 kali injeksi tergantung dengan kondisi
tubuh pasien sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar