Selasa, 12 September 2017

Kanker Payudara


Kanker Payudara
Pengertian
Kanker disebabkan dari pertumbuhan sel yang tidak normal pada tubuh, hal ini menyebabkan sel berkembang secara tidak terkendali.
Gejala awal kanker payudara biasanya berupa benjolan atau penebalan pada jaringan kulit payudara. Tetapi sebagian besar benjolan belum tentu menandakan kanker.


Jenis Kanker Payudara

1.     Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara duktal invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara.
Jenis kanker payudara invasif lain meliputi:
l  Kanker payudara lobular invasif.
l  Kanker payudara terinflamasi.
l  Kanker Paget pada payudara.
Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau metastasis. Penyebarannya biasanya melalui kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau aliran darah.

2.     Kanker payudara non-invasif
Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang paling umum dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.

Pengobatan Kanker Payudara

1.     Operasi
l  Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)
Dalam lumpektomi, bentuk payudara akan dibiarkan seutuh mungkin. Operasi ini umumnya dianjurkan untuk tumor berukuran kecil dan meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya.
l  Mastektomi (pengangkatan payudara)
Proses operasi ini adalah pengangkatan seluruh jaringan payudara, termasuk puting. Penderita dianjurkan untuk menjalani proses pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian kelenjar getah bening.
l  Operasi plastik rekonstruksi
Proses operasi ini untuk membuat payudara baru yang semirip mungkin dengan payudara satunya. Operasi pembuatan payudara baru ini bisa dilakukan dengan menggunakan implan payudara atau jaringan dari bagian tubuh lain.

2.     Kemoterapi
Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker dan sebelum operasi yang berguna mengecilkan tumor. Jenis dan kombinasi obat-obatan antikanker yang digunakan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker dan tingkat penyebarannya.
Efek samping kemoterapi umumnya akan memengaruhi sel-sel sehat. Karena itu, pencegahan atau pengendalian sebagian efek samping akan ditangani dengan obat-obatan lain oleh dokter. Beberapa efek samping dari kemoterapi meliputi hilangnya nafsu makan, mual, muntah, sariawan atau sensasi perih dalam mulut, rentan terhadap infeksi, kelelahan, serta rambut rontok.

3.     Radioterapi
Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya diberikan sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi tubuh dapat pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker payudara membutuhkannya.
Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping, yaitu iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna kulit payudara menjadi lebih gelap, kelelahan berlebihan serta limfedema (kelebihan cairan yang muncul di lengan akibat tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).
Terapi proton termasuk dalam jenis radioterapi tapi dengan kinerja yang jauh lebih baik dari jenis radioterapi lainnya. Terapi proton hanya memberikan efek samping sangat minim bagi pasien kanker. hal ini dikarenakan sinar proton masuk kedalam tubuh dengan frekuensi yang sangat minim dan pada saat sampai ke jaringan kanker memancarkan energi maksimumnya kemudian hilang seketika sehingga jaringan normal disekitar jaringan kanker tidak rerkena efek samping sama sekali atau hanya minim efek samping. Terapi proton hanya berlansung kurang lebih 20 menit dan tanpa rasa sakit, kemudian pasien dapat beraktifitas seperti biasa kembali setelah terapi.

4.     Terapi Biologis / Imunoterapi
Imunoterapi digunakan sebagai salah satu pengobatan tambahan bagi penderita kanker. Terapi ini dapat membantu tubuh dalam memperkuat sistem imun tubuh dalam membasmi sel kanker. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh manusia menjadi lemah dan mudah terserang virus, hal inilah yang dapat menyebabkan sel kanker berkembang tanpa terkendali. Selain faktor usia, pola hidup tidak sehat dan virus juga dapa menyebabkan sistem imun menjadi lemah dalam melawan berbagai macam penyakit.
Imunoterapi bermanfaat dalam membasmi sel kanker yang masih tersisa dari proses operasi, kemoterapi dan radiasi serta meminimalisir munculnya kembali kanker. Terapi ini tidak memberikan efek samping pada pasien kanker. Proses imunoterapi adalah dengan mengambil darah dari pasien kemudian diproses di laboratorium untuk menghasilkan T cell yang baik, lalu di injeksikan kembali ke dalam tubuh pasien. Pasien rata-rata membutuhkan 5 kali injeksi tergantung dengan kondisi tubuh pasien sendiri.


Kanker Usus Besar

Kanker Usus Besar

Pengertian
Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar atau bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia. kanker usus besar diawali dengan pembentukan gumpalan-gumpalan sel berukuran kecil yang disebut polip adenoma. Gumpalan ini kemudian menyebar secara tidak terkendali seiring waktu.
Pertumbuhan sel di area tubuh tertentu yang tidak terkendali dan bersifat merusak merupakan penyebab kanker. Pada penyakit kanker usus besar, pertumbuhan tersebut bermula di dalam gumpalan sel pada lapisan usus bagian dalam, kemudian menjalar dan menghancurkan sel-sel lain di dekatnya, atau bahkan hingga ke beberapa area tubuh lainnya.

Stadium Kanker Usus Besar
Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan penyakit kanker usus besar, di antaranya:
l  Stadium 1. Pada tahap ini kanker sudah mulai tumbuh di dalam usus besar, namun belum menyebar karena masih terhalang dinding usus.
l  Stadium 2. Pada tahap ini kanker telah menyebar ke seluruh dinding usus besar, bahkan menembusnya.
l  Stadium 3. Pada tahap ini kelenjar getah bening yang letaknya berdekatan dengan usus besar telah digerogoti oleh kanker.
l  Stadium 4. Ini merupakan tingkat paling parah dari penyebaran kanker usus besar. Pada tahap ini kanker telah makin jauh menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, misalnya paru-paru dan hati.

Pengobatan kanker usus besar 

1.     Operasi
Jenis operasi penanganan kanker usus besar dilakukan tergantung dari tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker yang terdiagnosis masih dalam tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker. Jika tidak bisa melalui kolonoskopi, maka bisa diangkat melalui operasi ‘lubang kunci’ atau laparoskopi.
Prosedur kedua dinamakan operasi kolostomi. Operasi ini dilakukan jika kanker telah menyebar melalui dinding-dinding usus. Pada operasi ini, bagian usus besar yang digerogoti kanker akan diangkat. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitarnya juga akan diangkat.

2.     Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang diminum, infus, atau kombinasi keduanya. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah cetuximab dan bevacizumab.
Pada kasus kanker usus besar, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang dirasakan pasien, atau memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan pascaoperasi untuk mencegah kanker kembali.
Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, tergantung tingkat keparahan kanker. Sebagian besar pasien kanker usus besar biasanya menjalani sesi infus kemoterapi selama beberapa jam atau hari dalam waktu dua hingga tiga minggu sekali. Tiap siklus kemoterapi dipisahkan oleh jeda waktu istirahat selama beberapa minggu dengan tujuan agar penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi.

3.     Radioterapi
Tujuan radioterapi sama seperti kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-sel kanker. Namun pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor atau meringankan gejala apabila kanker telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain. Sedangkan radioterapi yang dilakukan pascaoperasi bertujuan untuk mencegah kanker supaya tidak kembali.
Ada dua jenis radioterapi, di antaranya:
l  Radioterapi eksternal. Pada metode ini sel-sel kanker dihancurkan dengan memancarkan gelombang radiasi tingkat tinggi ke kanker Biasanya terapi ini dilakukan sebanyak lima hari dalam seminggu, selama satu hingga lima minggu. Tiap sesi pengobatan akan menghabiskan waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit.
l  Radioterapi internal. Pada metode ini kanker usus akan disusutkan dengan menggunakan selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker. Radioterapi internal biasanya dilakukan sebanyak satu sesi sebelum operasi.
Terapi proton termasuk dalam jenis radioterapi tapi dengan kinerja yang jauh lebih baik dari jenis radioterapi lainnya. Terapi proton hanya memberikan efek samping sangat minim bagi pasien kanker. hal ini dikarenakan sinar proton masuk kedalam tubuh dengan frekuensi yang sangat minim dan pada saat sampai ke jaringan kanker memancarkan energi maksimumnya kemudian hilang seketika sehingga jaringan normal disekitar jaringan kanker tidak rerkena efek samping sama sekali atau hanya minim efek samping. Terapi proton hanya berlansung kurang lebih 20 menit dan tanpa rasa sakit, kemudian pasien dapat beraktifitas seperti biasa kembali setelah terapi.

4.     Terapi biologis / Imunoterapi
Imunoterapi digunakan sebagai salah satu pengobatan tambahan bagi penderita kanker. Terapi ini dapat membantu tubuh dalam memperkuat sitem imun tubuh dalam membasmi sel kanker. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh manusia menjadi lemah dan mudah terserang virus, hal inilah yang dapat menyebabkan sel kanker berkembang tanpa terkendali. Selain faktor usia, pola hidup tidak sehat dan virus juga dapa menyebabkan sistem imun menjadi lemah dalam melawan berbagai macam penyakit.

Imunoterapi bermanfaat dalam membasmi sel kanker yang masih tersisa dari proses operasi, kemoterapi dan radiasi serta meminimalisir munculnya kembali kanker. Terapi ini tidak memberikan efek samping pada pasien kanker. Proses imunoterapi adalah dengan mengambil darah dari pasien kemudian diproses di laboratorium untuk menghasilkan T cell yang baik, lalu di injeksikan kembali ke dalam tubuh pasien. Pasien rata-rata membutuhkan 5 kali injeksi tergantung dengan kondisi tubuh pasien sendiri.

Kanker Lambung

Kanker Lambung

Pengertian
Kanker lambung merupakan kanker yang tumbuh dan berkembang pada area lambung. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tapi biasanya orang yang usia lanjut lebih rentan terkena penyakit ini dikarenakan daya tahan tubuh mereka sudah tidak sesehat sebelumnya.
Perkembangan gejala atau pertumbuhan kanker pada penderita dapat berbeda-beda. Ada yang berkembang secara perlahan, menengah, maupun cepat. Gejala kanker lambung pada tahap awal biasanya sulit dikenali karena hampir sama dengan gejala kondisi lambung lainnya, misalnya tukak lambung. Karena itu diperlukan pemeriksaan dokter untuk memastikan diagnosis.

Jenis Kanker Lambung

l  adenocarcinoma, yaitu kondisi ketika kanker menyerang sel-sel pada lapisan dalam lambung yang memproduksi cairan seperti lendir (mukus).
l  Tumor stroma gastrointestina (GIST), yaitu kanker yang menyerang jaringan ikat atau otot-otot dinding perut.
l  Limfoma lambung, yaitu kanker yang menyerang jaringan limfatik atau jaringan yang membantu melawan infeksi.
l  Carcinoid, yaitu kanker yang menyerang sel-sel penghasil hormon di dalam lambung.

Stadium kanker Lambung
Tahapan perkembangan kanker lambung
Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan penyakit kanker lambung, di antaranya:
l  Stadium 1. Pada tahap ini kanker sudah mulai tumbuh di dalam lapisan jaringan di dalam lambung atau sudah menyebar pada kelenjar getah bening terdekat.
l  Stadium 2. Pada tahap ini penyebaran kanker di dalam kelenjar getah bening makin meluas, serta telah menyebar lebih dalam pada lapisan otot dinding lambung.
l  Stadium 3. Pada tahap ini seluruh lapisan lambung sudah digerogoti kanker atau banyak pertumbuhan kanker kecil yang menyebar ke banyak kelenjar getah bening.
l  Stadium 4. Ini merupakan tingkat paling parah dari kanker lambung. Pada tahap ini kanker telah menyebar makin jauh dan menyerang organ-organ tubuh lainnya.

Pengobatan kanker lambung

1.     Operasi
Jenis operasi penanganan kanker lambung yang dilakukan tergantung dari tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri.

l  Reseksi endoskopi. Melalui prosedur ini dokter tidak perlu membedah pasien dan cukup memasukkan alat endoskop ke lambung melalui mulut dan kerongkongan. Dengan alat khusus yang dilengkapi kamera ini, dokter dapat mengangkat kanker dari lapisan lambung dan menyisakan jaringan yang masih sehat.

l  gastrektomi parsial. Prosedur ini dokter akan melakukan pembedahan pada perut pasien untuk mengangkat bagian lambung yang terinfeksi kanker. Gastrektomi parsial umumnya dilakukan jika kanker masih berada di lambung bagian bawah dan belum menyebar ke bagian tengah dan atas.

l  Gastrektomi total. Prosedur ini dilakukan jika kanker telah menyebar ke lambung bagian tengah dan atas. Pada kasus ini dokter akan terpaksa mengangkat seluruh lambung pasien dan langsung menghubungkan usus halus dengan ujung saluran kerongkongan.

l  Pengangkatan kelenjar getah bening yang diduga telah digerogoti oleh kanker juga akan dilakukan. Prosedur ini juga berguna untuk mencegah kanker kambuh lagi

2.     Radioterapi
Tujuan radioterapi adalah untuk membunuh sel-sel kanker. Pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran energi radiasi. Biasanya metode radioterapi diterapkan pada kasus kanker lambung stadium tinggi dengan gejala pendarahan.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor lambung sehingga lebih mudah diangkat. Sedangkan radioterapi yang dilakukan setelahnya bertujuan membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa, sekaligus mencegah kanker berkembang kembali.
Pelaksanaan radioterapi biasanya dilakukan secara rutin tiap minggu. Dalam satu minggu, biasanya ada lima kali sesi pengobatan selama lima hari dan masing-masing sesi berlangsung selama beberapa menit. Batas waktu pengobatan radioterapi tergantung pada tujuan dan tingkat keparahan. Sebagai contoh, untuk meredakan gejala pada kasus kanker lambung stadium tinggi umumnya berlangsung hingga dua minggu. Sedangkan untuk mencegah kanker datang kembali, umumnya berlangsung hingga lima minggu.
Terapi proton termasuk dalam jenis radioterapi tapi dengan kinerja yang jauh lebih baik dari jenis radioterapi lainnya. Terapi proton hanya memberikan efek samping sangat minim bagi pasien kanker. hal ini dikarenakan sinar proton masuk kedalam tubuh dengan frekuensi yang sangat minim dan pada saat sampai ke jaringan kanker memancarkan energi maksimumnya kemudian hilang seketika sehingga jaringan normal disekitar jaringan kanker tidak rerkena efek samping sama sekali atau hanya minim efek samping. Terapi proton hanya berlansung kurang lebih 20 menit dan tanpa rasa sakit, kemudian pasien dapat beraktifitas seperti biasa kembali setelah terapi.

3.     Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang diminum, infus, atau kombinasi keduanya.
Pada kanker lambung, kemoterapi yang dilakukan sebelum operasi biasanya bertujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang dirasakan pasien, atau memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan pascaoperasi untuk mencegah kanker kembali.
Sama seperti radioterapi, waktu pelaksanaan kemoterapi dibagi menjadi beberapa sesi. Ada yang hanya berlangsung selama tiga minggu atau beberapa bulan dengan pemberian dosis tertentu secara konstan.

4.     Imunoterapi
Imunoterapi digunakan sebagai salah satu pengobatan tambahan bagi penderita kanker. Terapi ini dapat membantu tubuh dalam memperkuat sitem imun tubuh dalam membasmi sel kanker. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh manusia menjadi lemah dan mudah terserang virus, hal inilah yang dapat menyebabkan sel kanker berkembang tanpa terkendali. Selain faktor usia, pola hidup tidak sehat dan virus juga dapa menyebabkan sistem imun menjadi lemah dalam melawan berbagai macam penyakit.

Imunoterapi bermanfaat dalam membasmi sel kanker yang masih tersisa dari proses operasi, kemoterapi dan radiasi serta meminimalisir munculnya kembali kanker. Terapi ini tidak memberikan efek samping pada pasien kanker. Proses imunoterapi adalah dengan mengambil darah dari pasien kemudian diproses di laboratorium untuk menghasilkan T cell yang baik, lalu di injeksikan kembali ke dalam tubuh pasien. Pasien rata-rata membutuhkan 5 kali injeksi tergantung dengan kondisi tubuh pasien sendiri.

Kanker Serviks

Kanker Serviks

Pengertian
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.
Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum tentu itu kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter agar ditangani lebih lanjut.

Jenis Kanker Serviks
Dengan mendeteksi jenis kanker serviks yang diidap oleh pasien akan membantu proses pengobatannya dan penanganan yang tepat. Terdapat dua jenis kanker serviks, yaitu:
l  Karsinoma sel skuamosa
Jenis kanker serviks yang bermula pada sel-sel lapisan bagian luar leher rahim yang tipis dan datar (sel skuamosa) yang menonjol ke dalam vagina. Mayoritas kasus kanker serviks yang muncul adalah jenis ini.
l  Adenokarsinoma
Jenis kanker serviks yang bermula pada sel kelenjar berbentuk kolom pada saluran leher rahim.

Stadium Kanker Serviks
l  Stadium 0: stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tapi ada perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut sebagai cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).
l  Stadium 1: kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran.
l  Stadium 2: kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan di jaringan sekitarnya. Tapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
l  Stadium 3: kanker sudah menyebar ke dinding panggung dan/atau ke bagian bawah dari vagina.
l  Stadium 4: kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain,  seperti paru-paru.

Pengobatan Kanker Serviks
Penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya. Penanganan kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi, dan kadang operasi juga perlu dilakukan. Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, mungkin akan disarankan untuk dilakukan perawatan paliatif. Perawatan jenis ini berfungsi untuk memperlambat penyebaran kanker, memperpanjang usia pasien dan mengurangi gejala yang muncul, misalnya rasa sakit dan pendarahan vagina.

1.     Prosedur Pengangkatan Sel-sel Prakanker
l  Biopsi kerucut: yaitu pengangkatan wilayah tempat jaringan yang abnormal melalui prosedur operasi.
l  Terapi laser: pemakaian laser untuk membakar sel-sel abnormal.
l  LLETZ atau large loop excision of transformation zone: sel-sel abnormal dipotong memakai kawat tipis dan arus listrik.

2.     Operasi
l  Operasi radical trachelectomy
Prosedur ini lebih cocok untuk kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal dan akan ditawarkan kepada wanita yang masih ingin memiliki anak. Operasi ini bertujuan mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya, dan bagian atas dari vagina, tanpa mengangkat rahim.
l  Operasi Histerektomi / pengangkatan rahim
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim wanita. Histerektomi dilakukan untuk berbagai alasan, salah satunya untuk operasi kanker serviks stadium awal. Agar kanker tidak kembali lagi, radioterapi juga mungkin perlu dilakukan.
Ø  Histeraktomi sederhana
prosedur di mana leher rahim dan rahim akan diangkat. Pada beberapa kasus, ovarium dan tuba falopi bisa juga turut diangkat. Prosedur ini bisa dilakukan untuk kanker serviks stadium awal.
Ø  Histeraktomi Radikal
Leher rahim, rahim, jaringan di sekitarnya, nodus limfa, ovarium, dan tuba falopi, semuanya akan diangkat. Ini operasi yang cenderung dilakukan pada kanker serviks stadium satu lanjutan dan stadium dua pada tahap awal.
l  Pelvic exenteration
Pelvic exenteration adalah operasi besar yang hanya disarankan jika kanker serviks kembali muncul setelah pernah diobati dan sempat sembuh. Operasi ini dilakukan jika kanker kembali ke daerah panggul, tapi belum menyebar ke wilayah lain.
Setelah operasi, vagina bisa direkonstruksi ulang memakai kulit dan jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Anda tetap bisa melakukan hubungan seks  beberapa bulan setelah operasi ini.
Terdapat dua tahapan pelvic exenteration yang harus dilewati. Tahap pertama, kanker akan diangkat bersamaan dengan kandung kemih, rektum, vagina, dan bagian bawah dari usus. Lalu tahap yang kedua, dua lubang yang disebut stoma akan dibuat di perut untuk mengeluarkan urine dan kotoran dari tubuh. Kotoran yang dibuang dimasukkan ke dalam kantung penyimpanan, disebut dengan istilah kantung colostomy.

3.     Penanganan Kanker Serviks dengan Radioterapi
Untuk penanganan kanker serviks stadium awal, radioterapi bisa dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan operasi. Sedangkan pada kanker serviks stadium akhir, radioterapi akan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk mengendalikan pendarahan dan rasa nyeri.
Radioterapi bisa diberikan dengan dua cara yaitu:
l  Eksternal. Mesin radioterapi akan menembakkan gelombang energi tinggi ke bagian panggul pasien untuk menghancurkan sel kanker.
l  Internal. Implan radioaktif akan dimasukkan di dalam vagina dan leher rahim pasien.
Proses radioterapi biasanya berjalan sekitar satu sampai dua bulan. Meski begitu, radioterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker, terkadang, radioterapi juga menghancurkan jaringan yang sehat. Efek samping bisa bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Pada beberapa kasus, efek samping ini bisa bersifat permanen. Tapi, kebanyakan efek samping akan hilang dalam dua bulan setelah menyelesaikan pengobatan.
Terapi proton termasuk dalam jenis radioterapi tapi dengan kinerja yang jauh lebih baik dari jenis radioterapi lainnya. Terapi proton hanya memberikan efek samping sangat minim bagi pasien kanker. hal ini dikarenakan sinar proton masuk kedalam tubuh dengan frekuensi yang sangat minim dan pada saat sampai ke jaringan kanker memancarkan energi maksimumnya kemudian hilang seketika sehingga jaringan normal disekitar jaringan kanker tidak rerkena efek samping sama sekali atau hanya minim efek samping. Terapi proton hanya berlansung kurang lebih 20 menit dan tanpa rasa sakit, kemudian pasien dapat beraktifitas seperti biasa kembali setelah terapi.

4.     Mengobati Kanker Serviks dengan Kemoterapi
Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan radioterapi. Untuk kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering disebut sebagai kemoterapi paliatif.
Kemoterapi memakai obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini mengincar sel yang tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, terutama sel kanker. Tapi sel sehat yang berkembang biak dengan cepat juga bisa terpengaruh.
Anda harus sering melakukan tes darah ketika menjalani pengobatan kemoterapi. Tes darah bertujuan untuk memeriksa kesehatan ginjal Anda, karena beberapa obat-obatan kemoterapi bisa merusak ginjal.
5.     Terapi Biologis/ Imunoterapi
Imunoterapi digunakan sebagai salah satu pengobatan tambahan bagi penderita kanker. Terapi ini dapat membantu tubuh dalam memperkuat sitem imun tubuh dalam membasmi sel kanker. Seiring bertambahnya usia, sistem imun tubuh manusia menjadi lemah dan mudah terserang virus, hal inilah yang dapat menyebabkan sel kanker berkembang tanpa terkendali. Selain faktor usia, pola hidup tidak sehat dan virus juga dapa menyebabkan sistem imun menjadi lemah dalam melawan berbagai macam penyakit.
Imunoterapi bermanfaat dalam membasmi sel kanker yang masih tersisa dari proses operasi, kemoterapi dan radiasi serta meminimalisir munculnya kembali kanker. Terapi ini tidak memberikan efek samping pada pasien kanker. Proses imunoterapi adalah dengan mengambil darah dari pasien kemudian diproses di laboratorium untuk menghasilkan T cell yang baik, lalu di injeksikan kembali ke dalam tubuh pasien. Pasien rata-rata membutuhkan 5 kali injeksi tergantung dengan kondisi tubuh pasien sendiri.